Jawaban itu Terungkap Setelah 1400 Tahun
Bismillah...cuma share (kopas) & moga bermanfaat sebagai peningkat iman kepada Allah Subhana wa ta'ala & kesehatan kita. Berikut isinya:
Kita sering mendengar kata-kata ini. Jangan makan babi, gunakan tanah jika terkena liur anjing, minum harus duduk, berhenti makan sebelum kenyang, jangan meniup-niup makanan, muka orang yang berwudhu bercahaya, lamakan sujud ketika shalat.
Mungkin juga kita pernah mendengarnya di suatu tempat, lalu apakah Anda mengetahui alasannya? Berikut ini beberapa alasan secara dalil dan ilmiahnya yang coba saya rangkum ke hadapan anda semuanya.
1. Dilarang makan babi
Allah SWT berfirman, “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah…”. (QS Al Maidah: 3).
Secara ilmiah, dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan di Amerika, telur cacing dalam daging babi tidak mati dimasak walaupun dengan suhu normal. Hal ini bisa menyebabkan penyakit Taenia Solium, yang dalam terminologi manusia disebut cacing pita. Ia hidup di usus dan sangat panjang. Berkembang melalui telur, masuk ke aliran darah dan dapat mencapai hampir semua organ tubuh.
2. Gunakan tanah jika terkena liur anjing
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah”.
Ternyata hal ini sudah diberitahukan kepada kita semua sejak 1400 tahun yang lalu. Ilmuwan membuktikan jika virus anjing itu sangat lembut dan kecil.
Sebagaimana diketahui, semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin efektif untuk menempel dan melekat pada dinding sebuah wadah. Air liur anjing mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini tanah berperan sebagai penyerap mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada wadah.
3. Minum harus duduk
Dari Anas ra dari Nabi SAW, “Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri”. Qatadah berkata, “Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk.”
Secara medis, ternyata dalam tubuh manusia terdapat penyaring SPRINGER, saringan tersebut dapat terbuka ketika kita duduk dan terbuka ketika kita berdiri. Air yang kita minum belum 100% steril untuk diolah oleh tubuh. Bila kita minum sambil berdiri air tidak tersaring oleh SPRINGER karena tertutup. Air yang tidak tersaring oleh SPRINGER langsung masuk ke kantung kemih, dan dapat menyebabkan penyakit KRISTAL GINJAL.
4. Berhenti makan sebelum kenyang
Sabda Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu. “Dan hendaklah anak cucu Adam tidak memenuhi perutnya dengan kejelekan, maka jika tidak mampu untuk berbuat maka 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 untuk napas.” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Hakim)
Secara ilmiah makan, minum dan oksigen merupakan prasarat memperoleh keseimbangan biologis untuk menjaga vitalitas dan sinergi tubuh, maka makanan adalah keharusan agar tersedot oleh sel-sel tubuh untuk dilakukan proses asimilasi (merubah komposisi makanan yang menyatu kepada komposisi makanan yang terpecah-pecah). Agar proses asimilasi ini berjalan optimal dibutuhkan air, dan udara.
5. Jangan meniup-niup makanan
“Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). “Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang”.
Secara ilmiahnya seperti ini. Ketika kita meniup makanan, tentunya yang kita keluarkan adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih mengeluarkan uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
6. Muka orang yang berwudhu bercahaya
Diriwayatkan oleh Imam Muslim “...Begitulah mereka saudaraku itu, kelak mereka datang dalam keadaan bercahaya wajahnya dan putih pada daerah bekas-bekas wudhunya.”
Secara ilmiah, seorang penulis dari Jepang dr. Masaru Emoto yang meneliti air dan membuat buku “the true power of water” mengatakan jika air diberikan kata-kata yang baik atau positif akan membentuk kristal yang indah (apalagi jika kita beri doa atau kalimat Allah, pastinya kristalnya lebih indah dong) air wudhu yang dibacakan basmallah itu pastinya memiliki kristal air yang berbentuk indah, sehingga wajah orang yang sering terkena air wudhu menjadi bercahaya.
7. Lamakan sujud ketika salat
“Jarak terdekat seorang hamba kepada Rabb-nya adalah saat si hamba sedang sujud. Maka, perbanyaklah doa saat sujud.” (HR Muslim, dari sahabat Abu Hurairah).
Dr.Fidelma O’ Leary misalnya, Phd (Neuroscience) dari St. Edward’s University, sebagai neurologis (ahli syaraf), wanita berdarah Irlandia ini mendapati bahwa ada saraf-saraf tertentu di otak manusia, yang hanya sesekali saja dimasuki darah.
Bila tidak dimasuki darah sama sekali, maka akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan manusia. Untuk itulah dibutuhkan aktivitas rutin memasukkan darah ke syaraf-syaraf itu. Dan aktivitas rutin itu adalah sujud di dalam shalat umat Islam.
Hal itu diperkuat lagi oleh pernyataan Prof Hembing, yang berpendapat bahwa jantung, hanya mampu memasok 20% darah ke otak manusia. Untuk mencukupi kebutuhan darah ke otak, maka manusia membutuhkan rutinitas sujud.
Subhanallah. Setiap perintah dan larangan Rasul SAW pasti bermanfaat bagi umatnya.
Sumber: http://pkspesanggrahan.blogspot.com/2012/03/jawaban-itu-terungkap-setelah-1400.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+partaikeadilansejahtera+%28Partai+Keadilan+Sejahtera%29&utm_content=FaceBook
Kita sering mendengar kata-kata ini. Jangan makan babi, gunakan tanah jika terkena liur anjing, minum harus duduk, berhenti makan sebelum kenyang, jangan meniup-niup makanan, muka orang yang berwudhu bercahaya, lamakan sujud ketika shalat.
Mungkin juga kita pernah mendengarnya di suatu tempat, lalu apakah Anda mengetahui alasannya? Berikut ini beberapa alasan secara dalil dan ilmiahnya yang coba saya rangkum ke hadapan anda semuanya.
1. Dilarang makan babi
Allah SWT berfirman, “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah…”. (QS Al Maidah: 3).
Secara ilmiah, dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan di Amerika, telur cacing dalam daging babi tidak mati dimasak walaupun dengan suhu normal. Hal ini bisa menyebabkan penyakit Taenia Solium, yang dalam terminologi manusia disebut cacing pita. Ia hidup di usus dan sangat panjang. Berkembang melalui telur, masuk ke aliran darah dan dapat mencapai hampir semua organ tubuh.
2. Gunakan tanah jika terkena liur anjing
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah”.
Ternyata hal ini sudah diberitahukan kepada kita semua sejak 1400 tahun yang lalu. Ilmuwan membuktikan jika virus anjing itu sangat lembut dan kecil.
Sebagaimana diketahui, semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin efektif untuk menempel dan melekat pada dinding sebuah wadah. Air liur anjing mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini tanah berperan sebagai penyerap mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada wadah.
3. Minum harus duduk
Dari Anas ra dari Nabi SAW, “Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri”. Qatadah berkata, “Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk.”
Secara medis, ternyata dalam tubuh manusia terdapat penyaring SPRINGER, saringan tersebut dapat terbuka ketika kita duduk dan terbuka ketika kita berdiri. Air yang kita minum belum 100% steril untuk diolah oleh tubuh. Bila kita minum sambil berdiri air tidak tersaring oleh SPRINGER karena tertutup. Air yang tidak tersaring oleh SPRINGER langsung masuk ke kantung kemih, dan dapat menyebabkan penyakit KRISTAL GINJAL.
4. Berhenti makan sebelum kenyang
Sabda Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu. “Dan hendaklah anak cucu Adam tidak memenuhi perutnya dengan kejelekan, maka jika tidak mampu untuk berbuat maka 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 untuk napas.” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Hakim)
Secara ilmiah makan, minum dan oksigen merupakan prasarat memperoleh keseimbangan biologis untuk menjaga vitalitas dan sinergi tubuh, maka makanan adalah keharusan agar tersedot oleh sel-sel tubuh untuk dilakukan proses asimilasi (merubah komposisi makanan yang menyatu kepada komposisi makanan yang terpecah-pecah). Agar proses asimilasi ini berjalan optimal dibutuhkan air, dan udara.
5. Jangan meniup-niup makanan
“Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). “Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang”.
Secara ilmiahnya seperti ini. Ketika kita meniup makanan, tentunya yang kita keluarkan adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih mengeluarkan uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
6. Muka orang yang berwudhu bercahaya
Diriwayatkan oleh Imam Muslim “...Begitulah mereka saudaraku itu, kelak mereka datang dalam keadaan bercahaya wajahnya dan putih pada daerah bekas-bekas wudhunya.”
Secara ilmiah, seorang penulis dari Jepang dr. Masaru Emoto yang meneliti air dan membuat buku “the true power of water” mengatakan jika air diberikan kata-kata yang baik atau positif akan membentuk kristal yang indah (apalagi jika kita beri doa atau kalimat Allah, pastinya kristalnya lebih indah dong) air wudhu yang dibacakan basmallah itu pastinya memiliki kristal air yang berbentuk indah, sehingga wajah orang yang sering terkena air wudhu menjadi bercahaya.
7. Lamakan sujud ketika salat
“Jarak terdekat seorang hamba kepada Rabb-nya adalah saat si hamba sedang sujud. Maka, perbanyaklah doa saat sujud.” (HR Muslim, dari sahabat Abu Hurairah).
Dr.Fidelma O’ Leary misalnya, Phd (Neuroscience) dari St. Edward’s University, sebagai neurologis (ahli syaraf), wanita berdarah Irlandia ini mendapati bahwa ada saraf-saraf tertentu di otak manusia, yang hanya sesekali saja dimasuki darah.
Bila tidak dimasuki darah sama sekali, maka akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan manusia. Untuk itulah dibutuhkan aktivitas rutin memasukkan darah ke syaraf-syaraf itu. Dan aktivitas rutin itu adalah sujud di dalam shalat umat Islam.
Hal itu diperkuat lagi oleh pernyataan Prof Hembing, yang berpendapat bahwa jantung, hanya mampu memasok 20% darah ke otak manusia. Untuk mencukupi kebutuhan darah ke otak, maka manusia membutuhkan rutinitas sujud.
Subhanallah. Setiap perintah dan larangan Rasul SAW pasti bermanfaat bagi umatnya.
Sumber: http://pkspesanggrahan.blogspot.com/2012/03/jawaban-itu-terungkap-setelah-1400.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+partaikeadilansejahtera+%28Partai+Keadilan+Sejahtera%29&utm_content=FaceBook
Komentar
Posting Komentar