Pengalaman Hidup

Ada dan tiada, adalah suatu hukum pasti penyebab keberadaan dunia ini. Sebagai umat beragama, yang beriman kepada yang Mahakuasa, sudah sepantasnya kita percaya bahwa hukum ada dan tiada berada di bawah kekuasaan-Nya. Begitupun dengan diri penulis, jikalau bukan atas kehendak-Nya, niscaya tak akan tercatat dalam sejarah di dunia ini. Ya, berikut adalah pengalaman hidup penulis, mulai dari lahir sampai di saat penulis selesai menulis tulisan ini.

Pertama, hidup penulis bermula dari dipertemukannya kedua orang tua penulis yang diikat dalam jalinan cinta-kasih yang suci dan percaya kepada-Nya, sehingga pada dini hari sekitar pukul 01:00 tanggal 8 Februari 1993 M dilahirkan ke dunia ini di Rumah Sakit Harapan Bunda di DKI Jakarta.

Hari-hari berlalu sehingga secara perlahan tapi pasti, diri penulis mulai mengenal seisi dunia. Salah satu hal penting dalam hidup yang menjadikan seseorang dikenal dan diingat, adalah nama. Bagus Febianto, adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tua penulis. Dikatakan bahwa, nama “Bagus” berasal dari pujian beberapa teman sekantor Bapak penulis atas hasil kerjanya yang menyebut, “Bagus-bagus-bagus...”, yang kemudian menginspirasinya untuk dijadikan nama salah satu putranya. Ya, penulis mempunyai seorang kakak laki-laki yang lima tahun lebih tua dari penulis, yang bernama Pandji Moelia. Sedangkan nama “Febianto”, berasal dari nama bulan waktu penulis lahir.

Alhamdulillah, sampai umur dua tahun, penulis dikatakan dengan baik mendapatkan perawatan dan pemeliharaan hidup sehingga membentuk tubuh penulis terkesan gemuk. Namun pada usia dua tahun, dikatakan bahwa penulis mendapatkan suatu penyakit di bagian vital, sehingga diputuskan agar dilaksanakan penyunatan demi mengembalikan kesehatan di bagian itu. Pada tahun itu juga, dikatakan bahwa kemampuan kognitif penulis semakin baik sehingga mulai bisa beraktivitas layaknya manusia pada umumnya yang memahami fungsi kerja panca indra.

Kedua, fase usia dua sampai tujuh tahun. Selama dua tahun setelahnya, secara bertahap dikatakan bahwa penulis sudah semakin aktif dan ikut bermain dengan anak-anak yang seumuran dan yang lebih tua, baik di dalam maupun di luar rumah. Dikatakan juga, ada peristiwa menggemaskan bahwa ketika penulis mendengar lantunan musik, seketika diri penulis akan bergoyang dalam posisi duduk sehingga terkesan diri penulis memantul-mantul hehe.

Pada usia empat tahun, orang tua penulis menyekolahkan penulis ke dalam sebuah Taman Kanak-Kanak yang bernama Rowdhotul Athfal Ar-Rasyidu yang tidak begitu jauh dari rumah. Dimulailah penulis secara bertahap tetapi lebih terasah kemampuan kognitifnya dibanding sebelum disekolahkan, mempelajari banyak hal dasar yang sangat dibutuhkan dalam menjalani hidup. Seiring berjalannya waktu, diri penulis semakin menyadari tentang keberadaan penulis di dunia ini.

Dua tahun kemudian, penulis disekolahkan di SDS (Sekolah Dasar Swasta) Angkasa 9 di daerah Halim Perdana Kusuma Jakarta, semata-mata karena mengikuti jejak kakak penulis yang telah lebih dahulu bersekolah di sana. Alhamdulillah, pengalaman, pelajaran, lingkungan, dan teman baru menambah hidup penulis semakin berwarna. Karena jarak yang lumayan jauh dari rumah ke SD, orang tua penulis mengikuti saran sekolah agar menggunakan jasa kendaraan antar-jemput sekolah..terkadang juga menggunakan kendaraan umum : kelas 1-2 masuk pagi, kelas 3-4 masuk siang, dan kelas 5-6 kembali masuk pagi.

Ada empat pengalaman yang tak terlupakan penulis ketika menjadi siswa SD : mengikuti ekskul (karate dan drumband), mengikuti kegiatan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) dari Pramuka di lingkungan sekolah, menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, mengikuti kegiatan General Test (sebelum ada Ujian Nasional) di SMPN 214 Jakarta di daerah Halim juga, dan merasakan menjadi kakak setelah adik perempuan penulis lahir pada tanggal 3 Agustus 2000 M yang bernama Indah Puspasari. Fase usia dua sampai tujuh tahun sudah tuntas di waktu penulis naik ke kelas 3 SD.

Ketiga, fase usia tujuh sampai tiga atau empat belas tahun. Pada usia sebelas tahun atau ketika penulis berada di kelas 5 SD, penulis diikutsertakan oleh orang tua agar mengikuti kegiatan BimBel Privat di rumah salah seorang tetangga kami. Kemudian pada usia dua belas tahun, merupakan tahun terakhir penulis bersekolah di SDS Angkasa 9, yang diakhiri dengan ujian General Test sebagai bukti terakhir hasil belajar penulis. Hasilnya, alhamdulillah, penulis berhasil diterima di salah satu SMP Negeri favorit di daerah Lubang Buaya : SMPN 81 Jakarta. Maka, di usia peralihan antara dua belas dan tiga belas tahun adalah awal mula penulis bersekolah di SMP tersebut.

Pastinya dengan naiknya level pendidikan penulis, ada hal-hal baru lagi yang sangat mungkin membentuk karakter penulis sampai saat ini. Begitupun dengan keikutsertaan penulis di BimBel Privat yang masih akan berlangsung sampai penulis berada di bangku SMA kelas 12 . Ada lima pengalaman yang tak terlupakan penulis ketika di SMP : menyaksikan acara penyambutan siswa baru oleh tim OSIS, merasakan peralihan pembangunan infrastruktur sekolah dari yang lama ke yang baru, dan kembali menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila, mengikuti kegiatan Persami di lingkungan sekolah dan Jambore di Buperta Cibubur, keduanya dari Pramuka. Fase usia tujuh sampai tiga atau empat belas tahun sudah tuntas di waktu penulis naik ke kelas 3 SMP.

Keempat, fase usia empat belas sampai 21 tahun. Seperti halnya tahun terakhir  di SD, tahun ke-3 penulis di SMP menjadi tahun penentuan penulis membuktikan hasil belajar yang nantinya akan diakhiri oleh kegiatan Ujian Nasional (UN). Atas ijin-Nya dan berbekal usaha belajar yang sekaligus dibantu dengan kegiatan BimBel Privat, hasil UN penulis membuahkan hasil yang cukup memuaskan, sehingga penulis diterima di salah satu SMA Negeri favorit di daerah Pinang Ranti : SMAN 48 Jakarta..walaupun, sempat nama penulis salah alamat dan masuk ke dalam daftar pendaftar ke SMAN 14 Jakarta yang sedikit lebih unggul dibanding SMA yang penulis tuju pada waktu itu.

Di masa penulis di SMA, adalah masa yang sebenar-benarnya menjadikan penulis menjadi makhluk sosial dan puncaknya nanti ada di kampus. Sebelumnya, ada pengalaman tak terduga yang diterima penulis ketika momen UN SMP, yaitu bahwa penulis untuk pertama kalinya terkena penyakit typhus..alhamdulillah hanya sebatas gejala sehingga menjadi penyebab penulis mengikuti ujian susulan. Akhirnya, pada peralihan usia empat belas ke lima belas tahun penulis menjalani kehidupan untuk pertama kalinya sebagai siswa SMA.

Kemudian, berikut akan penulis sampaikan pengalaman-pengalaman tak terlupakan selama menjadi siswa SMA dan beberapa bulan setelah mengikuti Ujian Nasional :
  • Mengikuti kegiatan Mentoring/belajar Islam sampai lulus yang merupakan salah satu kegiatan penting dari ekstrakulikuler RohIs (Rohani Islam) yang dibimbing oleh beberapa kakak alumni SMA (ka Ibnu Pratama, S.Sos..lulus tahun 2005 M; ka Nur Rochman, A.Md..lulus tahun 2007 M; ka Muhammad Yusuf, S.E, M.M..lulus tahun 2007 M; ka Rizqi Rohmat Fahmi Hidayat, S.Sos..lulus tahun 2004 M),
  • mengikuti kegiatan MOS,
  • menyaksikan setiap tahun penampilan demo ekskul,
  • mengikuti setiap tahun kegiatan Gebyar 48 (perayaan HUT SMAN 48 Jakarta),
  • satu kali mengikuti kegiatan FREEDOM (acara besar Festival dari OSIS),
  • selama dua tahun menghadiri acara tahunan IFTOR (Islamic Festival of RohIs, acara Festival Islami dari RohIs) dan acara Festival Islami SMA lain,
  • menjadi Pengurus ekskul RohIs (sebagai Sekretaris ke-2) dan organisasi eksternal sekolah..IKRAR (Ikatan RohIs se-Jakarta Timur, sebagai Sekretaris Umum) untuk periode 2009/2010 M,
  • ditunjuk sebagai ketua angkatan RohIs untuk periode 2010/2011 M,
  • mengikuti BimBel BTA di SMAN 81 Jakarta dan SMAN 8 Jakarta untuk persiapan menghadapi UN dan tes masuk kuliah,
  • mengikuti acara ESQ di saat penulis kelas 1 SMA,
  • mengikuti acara Sanlat (Pesantren Kilat) setiap tahun,
  • mengikuti kegiatan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam),
  • mengikuti kegiatan berbuka puasa bersama di sekolah setiap tahun,
  • diajak pembimbing Mentoring wisata rohani ke Kebun Binatang Ragunan (di saat kelas 1 SMA)  dan UI (Universitas Indonesia, di saat jelang kelulusan dan belum terlalu lama setelahnya),
  • mengikuti kegiatan wisata rohani selama 3 hari 2 malam bersama ekskul RohIs dan peserta kegiatan dua kali dalam setahun di sebuah villa..pernah di Depok dan daerah Cisarua-Bogor,
  • pertama kali kecelakaan berkendara motor sendiri karena baru diperbolehkan dan dianggap mampu di tengah perjalanan menuju tempat BimBel di SMAN 81 Jakarta,
  • membuat KTP dan SIM,
  • merasakan menjadi Paman setelah keponakan lakik-laki pertama lahir yang bernama Fahreazy Putra Mulia,
  • mengikuti kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) di Masjid sekolah dan Masjid At-Tin,
  • pertama kali menggunakan kaca mata sebagai alat bantu penglihatan di semester dua kelas 1 SMA,
  • menjalani Ujian Nasional susulan karena kembali dihinggapi penyakit typhus,
  • mengikuti kegiatan Psikotes dari sebuah lembaga formal,
  • mengikuti pengajaran bahasa asing..Jerman dan Inggris (sempat dapat pengajar asing),
  • sempat terpilih jadi perwakilan sekolah untuk lomba tulisan berbahasa Inggris dalam tim,
  • mengikuti kegiatan Try Out UN dari Universitas Gunadarma yang tanpa sepengetahuan penulis akan menjadi tempat belajar resmi berikutnya setelah lulus SMA sehingga nantinya mendapat potongan biaya selama penulis berkuliah D3,
  • sempat menginap di rumah Paman di daerah Kebun Jeruk-Jakarta..kakak dari Ibu penulis karena mendapatkan tempat ujian SNMPTN di SMAN 47 Jakarta, dan
  • untuk pertama kalinya melakukan perjalanan sendiri keluar kota..tepatnya ke kota Serang pasca membantu kegiatan pemotongan hewan Qurban selaku salah satu pengurus IKRAR di saat kelas 2 SMA di Masjid At-Tin, Jakarta Timur.
Demikianlah, list pengalaman tak terlupakan penulis di saat masih SMA dan beberapa bulan setelah kelulusan. Pada umur delapan belas tahun, alhamdulillah penulis lulus dari SMA dan mulai memastikan tempat belajar penulis berikutnya sebagai mahasiswa. Sekitar bulan September tahun 2011 M, setelah mendapat jawaban resmi bahwa penulis tidak diterima di semua kampus yang penulis tuju dalam tes SNMPTN, penulis bersama orang tua penulis memutuskan untuk menerima surat undangan pendaftaran kuliah di Universitas Gunadarma dengan jurusan D3 Manajemen Informatika..tepatnya, di Kalimalang-Bekasi. Maka, dimulailah penulis melanjutkan belajar sebagai mahasiswa di Universitas Gunadarma Cabang Kalimalang.

Berikut, akan penulis sampaikan pengalaman tak terlupakan penulis selama menjadi mahasiswa D3 sampai wisuda :
  • Mengikuti kegiatan PPSPPT,
  • hari pertama masuk kuliah dan berkenalan dengan teman baru di kelas,
  • pertama kali sholat di Masjid Al-Azhar Jakapermai,
  • pertama kali menjadi pembimbing Mentoring Islam di SMA..dengan kata lain sebagai alumni,
  • menjadi pengurus Dewan Alumni RohIs SMA sampai tingkat dua perkuliahan,
  • pertama kali mengikuti kegiatan MABIT sekaligus deklarasi pembuatan ForkAt (Forum Angkatan) dari LDK (Lembaga Da’wah Kampus) atau organisasi RohIs Universitas Gunadarma Teritorial Kalimalang,
  • mengikuti kegiatan Mentoring Islam dari LDK oleh beberapa kakak senior (ka Muhammad Saifur Rahman, S.T..angkatan 2009; bang Dhani Cahyo Ardhi, S.T..angkatan 2004; ka Agung Kurniawan, S.Kom..angkatan 2008; ka Ahmad Nur Ihsan, S.T..angkatan 2008) dan dua orang Ustadz yang bernama Munir Arsyuddin dan Aan Setiaji,
  • mengikuti acara orientasi mahasiswa baru  dari LDK di Kalimalang ruang Cinema J167,
  • pertama kali mengikuti acara Seminar Nasional dari LDK Gunadarma di Depok,
  • pertama kali mengikuti acara wisata rohani dari LDK yang bernama SWI (Studi Wisata Islam) selama 3 hari 2 malam di Cisarua-Bogor,
  • menjadi pengurus LDK sebagai Sekretaris Umum untuk periode 2012/2013 M,
  • menjadi KorWil (Koordinator Wilayah) Kalimalang LDK ke-8 untuk periode 2013-2015 M,
  • berkunjung ke rumah alumni LDK angkatan 2004..pelopor sekaligus mantan KorWil Kalimalang LDK pertama di daerah Kalibata-Jakarta,
  • dihinggapi penyakit paru-paru basah,
  • merasakan bahwa gelar menjadi Paman semakin mantap setelah keponakan perempuan pertama lahir,
  • mengajar anak-anak jalanan di daerah dekat Stasiun Bekasi,
  • menjadi pembimbing Mentoring Islam dari LDK,
  • mengikuti KISLAP (Kajian Islam Akhir Pekan) dari organisasi remaja Islam Masjid Al-Azhar Jakapermai dengan pembicara Ust.Akmal Sjafril, S.T, M.Pd dengan tema bedah buku “Islam Liberal 101”,
  • meninggalnya Nenek selaku Ibu dari Bapak penulis yang sempat selama sekitar satu tahun tinggal di rumah,
  • sidang kelulusan D3 di kampus Gunadarma Kenari-Jakarta, dan
  • wisuda D3 di gedung JCC-Senayan-Jakarta.
Demikianlah, list pengalaman penulis yang tak terlupakan selama menjadi mahasiswa D3 sampai wisuda pada umur 22 tahun..satu tahun setelah fase usia empat belas sampai 21 tahun berakhir. Berikutnya, adalah list pengalaman tak terlupakan penulis pasca mendapat gelar Ahli Madya dari jurusan Manajemen Informatika sampai mendaftar kuliah lanjut S1 untuk jurusan Sistem Informasi :
  • Usaha pelamaran kerja ke PPMB (Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru) yang berakhir gagal,
  • usaha pelamaran kerja ke SDSIT (Sekolah Dasar Swasta Islam Terpadu)  Buah Hati yang berakhir gagal,
  • usaha pelamaran kerja ke bank BRI yang berakhir gagal,
  • dihinggapi penyakit herpes, dan
  • meninggalnya Kakek selaku Bapak dari Ibu penulis yang sempat beberapa tahun tinggal di rumah.
Demikianlah, list pengalaman penulis yang tak terlupakan pasca mendapat gelar Ahli Madya sampai mendaftar kuliah lanjut S1. Terakhir, pengalaman yang tak akan terlupakan bagi penulisan di masa perkuliahan S1 ini adalah dihapusnya data kelas penulis karena alasan terlalu sedikitnya jumlah mahasiswa yang mendaftar, yaitu hanya sebanyak lima orang hehe sehingga digabung dengan kelas lain menyesuaikan jadwal mata kuliah : 1KA26, 4KA30, 4KA47, dan 5KA49 untuk semester PTA. Alhamdulillah selesai, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan Populer